ONE DAY ONE HADIST
SENIN, 30 OKTOBER 2017 M /10 SHAFAR 1439 H
وعن ابنِ عباسٍ رضي الله عنهما أنَّ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم، قَالَ: ((لَوْ أنَّ لابنِ آدَمَ وَادِيًا مِنْ ذَهَبٍ أحَبَّ أنْ يكُونَ لَهُ وَادِيانِ، وَلَنْ يَمْلأَ فَاهُ إلا التُّرَابُ، وَيَتْوبُ اللهُ عَلَى مَنْ تَابَ)). مُتَّفَقٌ عليه.
Dari Ibnu Abbas dan Anas bin Malik ra. bahawasanya Rasulullah saw. bersabda:
"Andaikata seorang manusia memiliki satu lembah emas, ia tentu menginginkan lembah yang kedua dan tidak akan pernah merasa puas, kecuali setelah kematian menjemputnya, dan Allah menerima taubat bagi orang yang bertaubat."
(Muttafaq 'alaih)
Kepuasan duniawi serba nisbi. Kenikmatan dunia serba membiasa. Ketika harapan dan keinginan telah tercapai, maka perasaan batin sudah menggap bahwa hal tersebut itu sebagai hal yang biasa. Kenikmatan dan keindahan sebatas dalam perasaan, ketika sudah mendapatkannya maka hal itu membiasa.
Perlu kenikmatan yang hakiki. Kenikmatan yang tidak mengenal batas jenuh. Kenikmatan tersebut hanya dapat ditemui di kehidupan diluar dimensi ruang dan waktu ini. Alam tersebut menurut kabar Wahyu adalah alam akhirat, yaitu alam keabadian, dimana di alam tersebut kenikmatan nya sejati, ori, dan abadi. Sementara alam kita sekarang ini adalah alam nisbi, yaitu alam yang serba tidak pasti, tidak kekal, rentan membosankan dan menjenuhkan.
*Isi Kandungan Hadits:*
1- Sesungguhnya manusia punya gen serakah terhadap harta dunia sampai batas akhirnya kematian menjemput, kecuali bagi orang yang Allah beri taufik dan kelembutan hati untuk menyikapi harta dengan benar.
2- Hadis ini adalah celaan bagi orang yang terlalu tamak dengan dunia dan tujuannya hanya ingin memperbanyak harta.
3- Hadis ini adalah anjuran untuk zuhud pada dunia. Zuhud pada dunia adalah meninggalkan segala sesuatu yang melalaikan dari Allah, dan merasa cukup dengan yang halal.
4- Manusia akan diberi cobaan melalui harta. Ada yang bersyukur dengan yang diberi, ada pula yang tidak pernah merasa puas dan tdk pandai bersyukur.
*Ayat Al-Quran yang terkait:*
وَلَوْ بَسَطَ اللَّهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهِ لَبَغَوْا فِي الْأَرْضِ وَلَٰكِنْ يُنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَا يَشَاءُ ۚ إِنَّهُ بِعِبَادِهِ خَبِيرٌ بَصِيرٌ
Dan jikalau Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat. [Surat Ash-Shura : 27]
إِنَّ الْإِنسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا * إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا * وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا * إِلا الْمُصَلِّينَ * الَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلاتِهِمْ دَائِمُونَ * وَالَّذِينَ فِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ مَّعْلُومٌ * لِّلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ [المعارج: 19- 25].
Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah; dan apabila ia mendapat kebaikan, ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan salat, yang mereka itu tetap mengerjakan salatnya, dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta), ( Al- Ma'arij: 19-25).
https://t.me/seputartarjih.com
0 komentar:
Posting Komentar